Jumat, 22 Mei 2015

MBS, rencana pengembangan sekolah



Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah.


Malang, 9 maret 2015














Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar belakang masalah...................................................................................................3
2.      Rumusan masalah...........................................................................................................4
3.      Tujuan.............................................................................................................................4
4.      Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1.   Perencanaan pengembangan sekolah/pendidikan..............................................................5
2.  Visi, Misi, tujuan dan sasaran sekolah...............................................................................13
3.  Asesmen kebutuhan dengan membandingkan keadaan sekolah dengan harapan standar pendidikan........................................................................................................................15
4.  Tantangan dengan berbagai analisis..................................................................................15
       BAB III PENUTUP
Ø  Kesimpulan....................................................................................................................16
Ø  Saran..............................................................................................................................16
     DAFTAR PUSTAKA











BAB I PENDAHULUAN

1.      Latar belakang
Salah satu permasalahan yang masih menyelimuti pendidikan indonesia adalah pelaksanaan manajemen atau implementasinya belum tertata dan terstruktur dengan baik. Sehingga mutu pendidikan sangat memprihatinkan.Demi mewujudkan pendidikan yang efektif, efisian, serta berkualitas, diperlukan adanya perencanaan yang harmonis dan terarah. Salah satu faktor yang menyebabkan pengangguran terpelajar, serta kurangnya berhasilnya penyelenggaraan pendidikan di indonesia adalah kualitas manajemen pendidikan yang mumpuni.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.  Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. 
Faktor pertama, Belum ada pelatihan yang serius untuk tenaga pendidikan. Apalagi mengenai kepala sekolah. Padahal pemimpin dalam sebuah lembaga atau sekolah sangat menentukan suksesnya output yang berdasarkan tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, kepala sekolah harus pahami betul arti pentingnya perencanaan pengembangan sekolah yang efektif.
Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan  birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat.
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan pranserta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Dengan keterbukaan sekolah terhadap masyarakat akan muncul indikasi proses kerja sama. Jadi, dengan ini masyarakat akan menganggap bahwa sekolah itu bukan tanggung jawab guru saja tapi tanggung jawab bersama.penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah desentralisasi. Pengelolaan pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu memerlukan kesiapan sekolah sebagai ujung tombak operasional pendidikan pada level bawah. Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi. Dengan berlakunya sistem tersebut akan nampak kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.
Oleh karena itu perlu diketahui pandangan filosofis tentang hakekat sekolah dan masyarakat dalam kehidupan kita. sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat, sekolah adlah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota  masyarakat dalam bidang pendidikan, kemajuan sekolah dan masyarkat saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan, Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.
2.      Rumusan masalah
a.       Bagaimana rencana pengembangan sekolah yang efektif?
b.      Apa itu visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah?
c.       Seperti apa asesmen kebutuhan sekolah dengan membandingkan kondisi sekolah dengan standar pendidikan?
d.      Bagaimana tantangan sekolah dengan berbagai analisis?
3.      Tujuan
a.       Untuk menjelaskan rencana pengembangan sekolah yang efektif
b.      Untuk menjelaskan Apa itu visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah?
c.       Menjelaskan  asesmen kebutuhan sekolah dengan membandingkan kondisi sekolah dengan standar pendidikan
d.      Menguraikan Tantangan sekolah
4.      Manfaat
a.     Mahasiswa tahu tentang pelaksanaan MBSyang efektif
b.    Agar mahasiswa tahu tentang rencana pengembangan sekolah yang efektif
c.      Supaya tenaga pendidik atau mahasiswa memahami tantangan sekolah



BAB II PEMBAHASAN

1.     Arti penting perencanaan pengembangan sekolah
a.       Pengertian dasar perencanaan
Perencanaan pada dasarnya adalah sebuah proses kegiatan yang menyiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai salah satu fungsi manajemen,perencanaan mempunyai peran sangat penting dan utama,bahkan yang pertama di antara fungsi-fungsi manajemen lainnya.Begitu pentingnya sebuah perencanaan sehingga dikatakan,”Apabila perencanaan telah selesai dan dilakukan dengan benar, sesungguhnya sebagian pekerjaan besar telah selesai dilaksanakan.
        Perencanaan yang baik  dan komitmen menjalankan dengan serius akan menghasilkan sesuatu yang baik. Perencanaan dalam konteks pendidikan menunjukan bahwa sebua perencanaan yag baik akan menhasilkan sesuatu yang baik pula. Contoh sederhana yang  sering menjadi pembicaraan adalah kualitas pendidikan nasional di bandingkan dengan kualitas pendidikan dengan negara tetangga (Malaysia). Pertanyaanya adalah mengapa Malaysia pada era 1970-an masih “ Berguru” kepada Indoneia dalam hal pendidikan justru kini lebih maju.

b.      Penyusunan Rencana pengembangan sekolah (RPS)
Untuk dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, setiap satuan pendidikan sekolah/madrasah harus merumuskan dan menetapkan visi satuan pendidikan dan kemudian mengembangkan visi satuan pendidikan sekolah tersebutmenjadi misi dan tujuan sekolah.Rumusan visi,misi,dan tujuan sekolah tertuang di dalam rencana pengembangan sekolah (RPS).
Berkenaan dengan visi sekolah,permendiknas no. 17 tahun 2007 menjelaskan sebagai berikut:
1.    Setiap sekolah /madrasah harus merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya menjadi misi dan tujuan sekolah.
2.    Visi sekolah /madrasah tersebut:
a.    Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
b.    Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
c.    Dirumus berdasar masukan dari waga sekolah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi instusi di atasnya serta visi pedidikan nasional;
d.    Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolahdengan memperhatikan masukan komite sekolah;
e.    DI sosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
f.     Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan masyarakat.
Sementara tentang misi dijelaskan sebagai berikut:
1.    Sekolah merumuskan dan menetapkan misi seta mengembangkannya.
2.    Misi sekolah:

a.    Memberikan arah dan mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
b.    Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
c.    Menjadi dasar program pokok sekolah;
d.    Menekankan pada kualitas layanan  peserta didik dan mutu lulsan yang di harapan oleh sekolah;
e.    Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah;
f.     Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang terlibat;
g.    Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang di pimpin oleh kepala sekolah;
h.    Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
i.      Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat;

Berkenaan dengan tujuan sekolah dijelaskan sebagai berikut:
1.    Sekolah merumuskan dan menetapkan tujuan sert mengembangkannya.
2.    Tujuan sekolah:
a.              Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah(empat tahunan);
b.             Mengacu pada visi,misi,dan tujuan pendidikannasional serta elevan dngan kebutuhan masyarakat;
c.              Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah di tetapkan oleh sekolah dan pemeritah;
d.             Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang di pimpin oleh kepala sekolah;
e.              Di sosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan.
          Satuan pendidikan sekolah harus memiliki rencana kerja sekolahyang dijelaskan dalam permendiknas no. 19 tahun 2007 sebagai berikut:
1.      Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan di capai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin di capai dan perbaikan komonen yang mendukung peningkatan mutu lulusan;
2.      Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggaran sekolah dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah;
3.      Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah di setujui dalam rapat dewan pendidik yang di impin oleh kepala sekolah;
4.      Rencana kerja empat tahun dan tahunan di sesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah;
5.      Rencana kerja tahunan yang di jadikan dasar dalam pengelolaan sekolah yang di tunjukan dengan prinsip kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas;
6.      Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
a.       Kesiswaan;
b.      Kurikulum dan kegiatan pembelajran;
c.       Pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
d.      Sarana dan prasarana;
e.       Keuangan dan pembiayaan;
f.       Budaya dan lingkungan sekolah;
g.       Peran serta masyarakat dan kemitraan;
h.      Rencana-rencana  kerja lainyang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan.

C. Strategi implementasi manajemen berbasis sekolah
Manajemen berbasis sekolah sangat berkaitan dengan sekolah efektif. Sekolah efektif pada prinsipnya mensaratkan adanya keleluasan sekolah atau madrasah untuk mengelolahdan dan mengambil keputusan pendidikan secara mandiri. Keputusan-keputusan yang dibuat sekolah dalam implementasi MBS akan sangat berpengaruh pada kualitas lembaga atau institusi tersebut.         
Mulyasa (2002) mengemukakan MBS dapat efektif dan efisien dalm implementasi apabila dikukung oleh SDM yang profesional, memiliki kecukupan dana dan sarana dan prasarana yang memadai dan dukungan masyarakat yang tinggi.
Strategi-strategi yang bisa dilakukan untuk berhasilnya pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah, antara lan :
a.       Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal, yaitu dimilikinya pengetahuan dan keterampilan secara berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap pihak;
b.      Adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pebiayaan maupun pengambilan keputusan;
c.       Adaya kepemimpinan sekolah yang kuat sehingga mampu menggerakan dan mendayagunakan sumberdaya sekolah secara efektif terutama kepala sekolah;
d.      Adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan Dewan Sekolah;
e.       Semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawab secara sungguh-sungguh.
d. Aspek perangkat pelaksaaan
                  Efektifitas pelaksanaan MBS memerlukan perangkat pelaksanaan yang mencakup:
1.      Kesiapan sumber daya manusia yang terkait dengan pelaksanaan MBS
PersiapanSDM dapatdilaksanakandalambentuksosialisasimelalui media masa, pelatihan yang dilaksankanbagikepalasekolah, bagi pengawasdanunsur-unsur lain yang terkait, sertaujicobadenganmemilihdaerahdansekolah yang mewakili criteria-kriteriasebagaiujicoba MBS.
2.      Tingkat kemampuan sekolah atau kategori sekolah dan daerah
Kategorisekolahmencakuptigahaljenjangsekolah yang terdiri SD/MI Negri/Swasta, SLTP/MTS Negri/Swasta, kemampuanmanajemensekolah yang dikategorikansebagaisekolahdengankemampuanmanajementinggi, sedangdanrendah, dankriteriadaerah yang terdiridari dearth denganpendapatantinggi, saedangdanrendah.
3.      Peraturan/kebijakan dan pedoman
Pedomanpelaksanaanterdiridariduajenisyaitupedomandaripusat yang terdiridariseperangkataturan yang diperlukanuntukpelaksanaanotonomipadamasing-masingunsurdanpedomanpelaksanaan MBS yang dirumuskansedemikianrupamencakupkerangkanasionaldanotonomisekolahpedomaninimeliputiantara lain rencanasekolah, pembiayaan, monitoring danevaluasi
4.      Rencana sekolah
Rencanasekolahdisusunolehsekolahdenganpartisipasimasyarakat yang tergabungdalam” DewanSekolah”. RencanasekolahperlumendapatpersetujuandariPemdaDati II.Rencanasekolahmemuatmateritentangvisidanmisisekolah, tujuan, nilai-nalaidannasionaldanlokasertaprogman.Rencanasekolahmenitiberatkanpadaapa yang akandicapaipadakurunwaktutertentu (1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Sebagaicontohsekolahakanmeningkatkanprestasibelajar senior (Meningkatkanangka rata-rata NM).
5.      Rencana pembiayaan
Sekolahmenyusunanggaran(rencanakeuangan) yang terdiridarisumber-sumberdanadaripemerintah orang tuamurid, danmasyarakat.Semuadana di kelolaolehsekolah.Anggaranberdasarkanprogramdan di perhitungkanberapabiaya yang di perlukanuntukmelaksanakankegiatandenganprinsipefisiensi, buaksemuadana yang tersedia di habiskan. Anggaranmempunyaifungsipengendalian yang dapatmenganalisissebab-sebabjikaterdapatperbedaanantaraanggarandanrealisasi. Hal-hal yang menyebabkanketidakefisienanataupemborosandanterjadiperubahanharga.
a.       Rencanapenerimaan, beberapajumlahdana yang di perkirakanakan di perlolehuntukmembiayaikegiatan program dandarimanadanatersebutdiperoleh(sumberdana).
b.      Rencanapengukuranberapajumlahdana yang di perlukanuntukmelaksanakankegiatan yang di perincidalamjumlahsatuandanperkiraanbiayasetiapunit.Untukmemudahkanpenyusunananggarandapat di buattabledengankomponenkegiatan, jumlah unit, perkiraanbiayaperunit, total biayadansumnberdana.
Masyarakat di tuntut partisipasinya agar lebih memahami, membantu dan mengontrol proses pendidikan, sedangkan pemerintah berperan sebagai peletak kerangka dasar kebijakan pendidikan serta menjadi fasilitator yang akan mendukung tercapainya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Depdiknas menetapkan bahwa:
Fungsi-fungsi yang dapat disentralisasikan ke sekolah adalah (1) perencanaan dan evaluasi program sekolah, (2) pengelolaan kurikulum, (3) pengelolaan proses belajar mengajar, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan perlengkapan, (6) pengelolaan keungan, (6) pelayanan siswa, (7) hubungan sekolah dan masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah.

1.        Perencanaan dan evaluasi program
Sekolah di beri wewenang untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhanya, misalnya kebutuhan untuk meningkatkan mutu sekolah. Sekolah juga di beri wewenang untuk melakukan evaluasi, Khususnya evaluasi internal atau evaluasi diri. Norkolis (2003:45) menyatakan bahwa:
            Perencanaan adalah rencana pengembangan sekolah yang setidaknya meliputi beberapa hal sebagai berikut: (1) visi dan misi sekolah, (2) identivikasi timbulnya permasalahan, (3) prioritas permasalahan yang dihadapi sekolah segera diselesaikan, (4) alternatif cara pemecahan masalah, (5) prioritas pemecahan masalah, (6) tujuan program sekolah, (7) rencana induk pengembangan, (8) sumberdana untuk membiayai program, (9) proposal penunjang blok-grent yang terdiri dari program dan perkiraananggaran, dan (10) membuat rencana anggaran pendapatan belanja sekolah yang memuat jenis program dan sumber dana dalam jangka waktu satu tahun.
2.      Pengelolaan kurikulum
Sekolah dapat mengembangkan kurikulum, namun tidak mengurangi isi kurikulum nasional yang dikembangkan oleh pemerintah pusat. Sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan local. Sehubungan dengan hal tersebut, Mulyasa (2004:41) Menyatakan bahwa:
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah sebagai pengelola program pengajaran bersama dengan guru harus menjabarkan isi kurikulun secara lebih rinci dan operasional ke dalam program tahunan, caturulan dan bulanan.

3.        Pengelolaan proses belajar mengajar
Sekolah di beri kebebasan untuk memilih strategi, metode dan teknik pembelajaran yang paling efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristi guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.
4.        Pengelolaan ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan, rekrutmen, pengembangan, penghargaan dan sangsi, hubugan kerja hinga evaluasi kerja tenaga kependidikan yang saat ini masih ditangani birokrasi diatanya.
5.        Pengelolaan peralatan dan perlengkapan
Pengelolaan fasilitas seharusnya dilakukan oleh sekolah mulai dari pengadaan, pemeliharaan perbaikan hinga pengembanganyan. Hal ini di dasari oleh kenyataan bahwa sekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas baik kecukupan, kesediaan dan kemutakhirannya terutama fasilitas yang sangat erat kaitanya secara langsung dengan proses belajar mengajar.
6.      Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasikan/pengunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah.sekolah jaga harus diberi kebebasan untuk melakukan kegitan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan sehinga sumber keungan semta-mata tidak tergantung pada pemerintah.
7.      Pelayanan siswa
Pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan, pembinaan, bimbingan, penempatan untuk melanjukan kesekolah atau untuk memasuki dunia kerja hingga pengurusan alumni dari dulu telah di desentralisasikan.Dalam pelayanan siswa yang di perlukan adalah peningkatan intensitas dan ektensitasnya.
8.      Hubungan sekolah dan masyarakat
Esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan ketertiban, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan financial yang dari dulu telah disentalisasikan.Yang di perlukan adalah peningkatan inteisitas dan ektensitasnya. Indra Djati sidi (2001:133) menyatakan bahwa di era otonomi ini, partisipasi masyarakat sebagai kekuatan control dalam pelaksanna berbagai program pemerintah menjadi sangat penting terutama dalam bidang pendidikan.Karena partisipasi tersebut bisa menjadi sebagai pengontrol bagi pelaksanaan dan kualitas pendidikan di sekolah.

9.      Pengelolaan iklim sekolah
Lingkungan sekolah yang aman dan tertip, optimism dan harapan yang tingi dari warga sekolah, kesehatan sekolah dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa adalah iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semagat siswa belajar. Iklim sekolah sudah merupakan kewenagan sekolah dan yang di perlukan adalah peningkatan intensitas dan ektensitasnya.
Dengan mendensetralisasikan berbagai bidang tersebut di harapkan tujuan utama MBS akan tercapai. Tujuan utama MBS tak lain adalah meningkatkan kinerja sekolah dan terutama  meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik.
10.  Evaluasidirisekolah
            Untukpelaksanaan program pendekatan,.Pemerintahtelahmenetapkanstandarpendelolaanpendidikandenganmenggunakankegiatanevaluasidirisekolah (EDS) denganbeberapaketentuansebagaiberikut.
1.      Sekolah/madrasah melakukanevaluasidiriterhadapkenerjasekolah/Madrasah
2.      Sekolah/Madarsahmenetapkanprioritas indicator untukmengukur, menilaikinerja, danmelakuikanperbaikandalamrangkapelaksanaanstandarnasionalpendidikan.
3.      Sekolah/Madarsahmelaksanakan:
a.       Evaluasi proses pembelajaransecara periodic, sekurang-kurangnyadua kali dalamsetahun, padaakhir semester akademik;
b.      Evaluasi program kerjatahunansecara periodic sekurang-kurangsatu kali dalamsetahun, padaakhirtahunanggaransekolah/Madrasah
4.      Evaluasidirisekolah/Madrasah dilakukansecara periodic berdasarkan data daninformasi yang sahih.
            Mengapa perlu konsep konsep MBS dipelaksanaankan? Menurut Permadi ( 2001:19 ) asumsi dasar dari school- Based Manajemen(SBM ) adalah bahwa asekolah adalah bahwa sekolah harus lebih bertanggung jawab mempunyai kewenagan yang lebih dan dapat dituntut pertanggung jawaban oleh yang berkepentingan. Dalam mengemban misinya sebagai pelayan dalam bidang pendidikan, maka Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai bentuk desentralisasi dalam kewenangan mengambil keputusan pada setiap sekolah.
            Permadi (2001:99) berpendapat bahwa tujuan MBS adalah memberikan otonomi sekolah dan peningkatan partisipasi masyarakat yang tinggi untuk mencapai efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Efesiensi dicapai melalui keleluasaan mengelola sumber daya sekolah, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi Komite sekolah bersama masyarakat memberikan dukungan bagi peningkatan mutu sekolah, pengembangan profesionalisme para kepala sekolah dan guru–guru akan dapat ditingkatkan karena besarnya dukungan masyarakat disertai pengawasan mutu, transparansi, demokratis dan menghapuskan kecendrungan KKN dalam pengelolaan sekolah.
            Menurut Supriono dan Sapari (2001:5) tujuan utama MBS adalah untuk meningkatkan efesiensi pengelolaan serta mutu dan relevansi pendidikan disekolah untuk mengelola urusannya, efesiensi pemanfaatan sumber daya pendidikan akan lebih tinggi, karena sekolah yang lebih mengetahui keperluan dan kondisinya.
            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah untuk:(1) menjamin mutu pembelajaran anak didik (2) Meningkatkan mutu sekolah dengan memantapkan pemberdayaan melalui kemandirian, kreatifitas, inisiatif dan inovatif dalam mengelola sumber daya sekolah (3) meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan dengan mengakomodir aspirasi bersama (4) Meningkatkan tanggung jawab sekolah terhadap orang tua, masyarakat dan pemerintah tentang mutu sekolah.
            Manajemen pendidikan berbasis sekolah akan menjadi sekedar wacana jika tidak diaplikasikan secara efektif di lembaga pendidikan.pewacanaan di anggab tuntas, langkah selanjutnya adalah melakukan penerapan dengan segala konsekuen yang dapat di pertanggung jawabkan. Perubahan manajemen dari yang bersifat konvensional seperti selama ini, dianggap membuang-buang waktu tanpa memberikan solusi efektif menuju pencerahan pendidikan.
            Aplikasi inovasi manajemen pendidikan melalui penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah, tidak hanya merupakan bentuk atau ujud pola manajemen berdasarkan program sekolah, tetapi telah melibatkan seluruh komponen-komponen yang ada di masyarakat dalam hal ini adalah: (1) orang tua peserta didik, (2) dunia usaha dan dunia kerja, (3) perindustrian dan (4) pemerintah.
            Seluruh komponen ini tidak bisa lagi melepaskan diri dari program pendidikan persekolahan, tetapi secara simultan ikut serta dalam menentukan arah dunia pendidikan sehingga tidak ada lagi saling menghujat jika produk pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan komponen-komponen yang ada dalam masyarakat.
            Strategi Pelaksanaan yang bersifat aplikatif terhadap manajemen pendidikan berbasis sekolah dapat dilakukan dengan: (1) pemberian otonomi sekolah (2) Merangsang masyarakat untuk berpartisipasi aktif untuk membantu sekolah (3) Mendorong kepemimpinan sekolah yang kuat (4) Proses pengambilan kepetusan di lakukan secara demokratis (5) Bimbingan dilakukan secara terus menerus oleh stuan atasan (6) Sekolah didorong untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas terhadap Stekeholders, (7) Diarahkan untuk pencapaian tujuan sekolah dan (8) Secara terus menerus melakukan sosialisasi tentang manajemen pendidikan berbasis sekolah.

2.   Rumusan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
a.                        Merumuskan Visi Sekolah
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah yang di inginkan di masa yang akan datang. Imajinasi kedepan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi dimasa yang akan datang.Tantangan tersebut harus di respon oleh sekolah  sehingga visi sekolah akan mampu mengakomodasi sekaligus memanfaatkan peluang ang terkandung pada perkembangan tersebut.
Visi pada umumnya di rumuskan dengan kalimat filosofis, bahkan sering kali mirip dengan slogan.Sering pula di rumuskan dalam bentuk kalimat yang khas, mudah di ingat dan terkait dengan istilah tetentu. Pegadaian misalnya, memiliki visi dalam mengatasi bentuk kalimat yang mudah di ingat orang, yaitu mengatasi masalah tanpa masalah. Artinya, orang yang menggadaikn barang di pegadaian tidak menimbulkan masalah baru.
b.                       Merumuskan Misi Sekolah
Misi adalah sesuatu yang harus di emban atau di laksanakan sesuai dengan visi yang di tetapkan,agar tercapai tujuan oganisasi dengan baik. Misi adalah tindakan/upaya untuk mewujudkan  atau merealisasikan visi.Karena visi harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, maka misi dapat juga di artikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan maingmasing kelompok yang terkait dengan sekolah.
     Misalnya sebuah sekolah mempunyai visi “ UNGGUL DALAM PRESTASI BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA “, maka merumuskan misinya seagai berikut:
a.                   Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.
b.                   Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
c.                   Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang di anut dan juga budaya bangsa, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
Dari contoh tersebut tampak bahwa misi selalu dalam bentuk kalimat yng menunjukan“tindakan”dan bukan kalimat yang menunjukan “keadaan” sebagaimana pada visi.
c.  Merumuskan tujuanSekolah
Tujuan merupakan penjabaran misi. Tujuan merupakan “apa” yang akan di capai oleh sekolah yang bersangkutan dan “kapan” tujuan akan di capai. Dengan demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi yang telah di canangkan.Sebaliknya tujuan tersebut dikaitkan dengan siklus program sekolah, misalnya jangka 3 tahunan yaitu satu siklus pendidikan di SMP atu SMA jika itu di anggap terlalu pendek maka dapat juga untuk dua siklus program sekolah (6 tahun).

d.      Sasaran Sekolah
Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas yang ingi di capai dan terukur agar mudah di lakukanevaluasi keberhasilannya.Meskipun sasaran yang di rumuskan berdasarkan tantangan nyata yang di hadapi oleh sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus tepat mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah untuk itu sekolah harus memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah sebelum merumuskan sasarannya.
Secara singkat karakteristik sasaran sekolah yaitu:
1.              Sasaran haus menggambarkan mutu dan kuantita yang ingin di capai dan terukur agar mudah di lakukan evaluasi keberhasilannya.
2.              Rumusannya tetap mengacu pada visi, misi , dan tujuan sekolah.
3.              Sasaran dapat di sebut tujuan jangka pendek atau tujuan situasional sekolah, yakni tujuan yang dirumuskan dengan memperhitungkan tantangan yang nyata di hadapi oleh sekolah.
4.              Sasaran pada dasarnya adalah tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan sekolah
5.              Dalam menentukan sasaran, prioritas sasaran harus di pertimbangkan secara sungguh-sungguh.Misalnya, sekolah mencanangkan tujuan yang mencakup lima aspek, maka sekolah perlu menyusun prioritas, apakah kelimaaspek tersebut akan di garap pada tahun pertama, atau hanya beberapa aspek aja berdasarkan pertimbangan kondisi dan kemampuan sekolah.
3.  Asesmen kebutuhan dengan membandingkan keadaan sekolah dengan harapan standar pendidikan

Asesmenmerupakanistilahumum yang didefinisikansebagaisebuah proses yang di tempuhuntukmendapatkaninformasi yang digunakandalamrangkamembuatkeputusan-keputusanmengenaipara:
1.      Siswa
2.      Pendidik dan tenaga pendidikan
3.      Sarana dan prasarana
4.      Kurikulum
5.      Program-program
6.      Kebijakan-kebijakansekolah.
Asesmen kebutuhan akan menjadi perangkat yang esensial dalam pengelolaan sekolah. Dalam kaitannya dengan standar pengelolaan satuan pendidikan, sistem perencanaan pengembangan lembaga yang diterapkan pada setiap sekolah harus mampu memfasilitasi dan mengakomodasi lima pilar utama yang digariskan dalam standar pengelolaan itu kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Pengambilan keputusan akan lebih baik jika didasarkan atas analisa dan penilaian yang cermat dari pada keputusan yang hanya didasarkan atas instuisi.
 Pengambilan keputusan yang baik dari kepala sekolah akan mempu mengefektifkan implementasi dari manajemen berbasis sekolah dengan memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitas secara terus menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Agar implementasi berjalan dengan baik maka harus ada hubungan baik antara guru dengan murid, guru dengan guru serta sekolah dengan masyarakat.


4.Tantangan berbagai analisis
   Tantangan nyata sekarang sebenarnya merupakan kesenjangan antara tujuan yang dicapai sekolah dengan kondisi sekolah saat ini. Jadi, tantangan nyata itulah yang harus diatasi selama kurun waktu tertentu.
Analisis SWOT
Analisis SWOTmerupakansalahsatuanalisispilihan ( Strategic choice) yang sudahsangat popular. Dalam proses pelatihanini, analisis SWOT akandigunakansebagai instrument analisis yang dapat di pertimbangkanpenggunaannya, ataupesertabebasuntukmemakai instrument lain yang dinilailebihsesuaiataumemadaidengan focus-fokus yang telahditentukandalamsimulasi sub kelompokataukelompok.

Analisis SWOT (Strengths = kekuatan, Weakness = kelemahan, Opportunity = Peluang, Threats = tantangan) merupakan suatu metode analisis untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi. Faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Penggunaan analisisSWOT di maksudkan untuk menentukan posisi organisasi.
Strengths (kekuatan) merupakan kodisi internal positif yang memberikan keuntungan. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi internal negative yang dapt merendahkan penilaian terhadap organisasi. Opprtunity (peluang  adalah kondisi sekarang atau masa depan yang meguntungkan organisasi. Threats (tantangan  adalah kondisi eksternal organosasi, sekarang, dan yang akan datang yang tidak menguntungkan organisasi.
            Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan kekuatan dan memanaatkan peluang, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.










BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan
Pelaksanaan MBS Harus melalu perencana,an yang matang untuk mencetak output bedasarkan tuntutan kurikulum.Manajemen pendidikan berbasis sekolah akan menjadi sekedar wacana jika tidak diaplikasikan secara efektif di lembaga pendidikan.pewacanaan di anggab tuntas, langkah selanjutnya adalah melakukan penerapan dengan segala konsekuen yang dapat di pertanggung jawabkan. Perubahan manajemen dari yang bersifat konvensional seperti selama ini, dianggap membuang-buang waktu tanpa memberikan solusi efektif menuju pencerahan pendidikan.

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan ketika palaksaan manajemen berbasis sekolah kita harus mengamati kepemimpinan atau sturuktur manajemennya apakah suda terstruktur dan tertata dengan baik apa tidak?dan kami selaku kelompok III mengakui bahwa isi makalah ini  pasti ada kekurangannya karena manusia tidak luput dari kesalahan.





DAFTAR PUSTAKA

Ula,S.Shoimatul. 2013. Manajemen Pendidikan Efektif. Jogjakarta: Berlian
    Andang. 2014. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah.Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
    Fattah, Nanang. 2013. Sistem penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Machali, Imam & Kurniadin, Didin. 2012. Manajemen Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Mulyono. 2009. Manajemen Administrasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Bumi Aksara
 Prim Masrokan Matohar. 2013. Manajemen Mutu sekolah. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media
Hamzah&KoniSatria. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: BumiAksara
Mulyasana Dedi.2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Akdon. 2009. Strategic Management. Bandung: Alfabeta








































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar